Bijak Menempatkan Konten sebagai “Search Content” atau “Social Content”

Ibarat sahabat lama yang bertemu kembali. Begitulah kesan yang saya rasakan ketika mengikuti talkshow yang diselenggarakan oleh CNI dengan menghadirkan blogger dari komunitas Indonesia Social Blogger (ISB), di Festival Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan pada hari Minggu lalu (28/5).

CNI4
Dokumen : CNI

Saya menyebutnya seperti teman lama, karena semasa kuliah saya pernah terlibat menjadi distributor sekaligus konsumen dari produk-produk CNI. Tapi hari ini, saya bisa bertemu kembali dengan CNI dalam momen yang berbeda sebagai blogger.

CNI-2.jpg
Dokumen Pribadi

Dalam pemaparan awal, pihak CNI terlebih dulu menegaskan bahwa #CNIMasihAda tetapi eranya sudah berbeda. Tentu dengan demikian CNI pun harus berselancar dengan perubahan.

Kalau dulu CNI masih mengandalkan sistem MLM yang konvensional, dimana incomenya atau omzetnya dicapai dengan merekrut anggota sebanyak-banyaknya. Sekarang, eranya beda. Bisnis CNI merupakan bisnis yang membangun jaringan promosi dan distribusi, sesuai eranya yaitu era social media. Maka CNI pun akan memanfaatkan akun di social media seperti fanpage facebook CNI Indonesia, twitter @cni_id, instagram @cniindonesia.

CNI

Search Content vs Social Content

Setelah pemaparan tentang CNI, saatnya mendapatkan pemaparan yang tidak kalah menarik dan tentu yang ditunggu-tunggu yakni sesuai tema talkshow kali ini, yaitu search content vs social content. Adapun yang menjadi narasumbernya adalah Niko Riansyah (Digital Matketing Specialist) dari CNI.

Diawal pemaparannya Niko mengatakan bahwa ketika seorang blogger membuat konten, pasti berharap menghasilkan konten yang berkualitas, fun, visualisasinya bagus dan informatif. Berharap konten tersebut akan berada pada urutan teratas di mesin pencari google atau konten tersebut bisa menjadi viral.

Kenyataannya sering kebalikannya. Konten sudah bagus, tapi di mesin pencari google berada pada posisi yang paling bawah. Untuk itulah seorang blogger harus memahami yang namanya positioning content. Mana dari konten tersebut kita tampilkan pada posisi search content dan mana pada posisi social content.

Apa sih beda search content dengan social content? Niko memancing para blogger untuk memikirkannya.

Sederhananya begini, seseorang yang membutuhkan sebuah konten tentu akan mencarinya melalui mesin pencari informasi seperti google. Inilah yang kita disebut search content atau pada posisi ini orang yang mencari informasi. Untuk itu, kita perlu mengerti strategi agar konten kita bisa berada di posisi teratas pada mesin pencari informasi seperti google. Sehingga ketika orang sedang mencari informasi, maka konten yang kita buat akan menjadi prioritas bagi pencari informasi tersebut.

Sementara social content berbicara tentang bagaimana mempromosikan konten kita melalui social media. Untuk itu kita bisa menggunakan media sosial seperti di facebook, twitter,iInstagram, dan youtube. Keberhasilan kita dalam social content tentu salah satu indikatornya adalah dari banyaknya jumlah like atau share yang ada pada social media tersebut. Untuk itu perlu dibuat lebih promotif dan semenarik mungkin.

Sebagai seorang blogger, tentu kita tidak bisa lepas dengan search content. Jadi, agar blog kita bisa menempati papan atas google, maka ada beberapa hal yang kita perlu perhatikan sebagai blogger. Misalnya blog kita harus dilengkapi dengan menu home page, produk, about us yang jelas, Belum lagi SEO, keyword dan description harus benar-benar merupakan sesuatu yang dicari dan dibutuhkan oleh orang ketika menggunakan mesin pencari informasi.

Disamping hal tersebut, yang perlu kita perhatikan juga yakni navigasi web kita harus kita perhatikan agar tidak berat ketika orang berkunjung. Blog kita juga harus lebih responsive dan dilengkapi dengan transaksional. Intinya pengunjung harus merasa dimanjakan. Sehingga ketika berselancar di blog kita, seseorang akan bisa bertahan lebih lama, karena memang orang tersebut sedang mencari konten bagus, yang sesuai dengan yang dibutuhkannya.

Kesimpulanannya bahwa beda dari search content dengan social content bisa kita lihat dari orang mencari informasi atau kita yg menawarkan informasi tersebut.

Content Creator (Youtuber)

Waktu semakin sore, menjelang berbuka puasa, ternyata para blogger tetap juga antusias menghikuti sesi tersebut. Apalagi di sesi kedua yang dibawakan oleh Ibu Yona Kairupan. Beliau adalah Founder Indonesian Female Blogger, videographer, celeb sosmed manager, dan content creator (youtuber).

CNI3.jpg
Dokumen Pribadi

Di sesi ini, Ibu Yona cukup banyak memberikan inspirasi dan pencerahan tentang perkembangan youtuber belakangan ini. Ada beberapa pertanyaan yang mungkin menjadi perenungan bagi orang yang ingin terjun menjadi youtuber. Misalnya, Why do you want to do youtuber?  What impact to achieve?  dan What benefit? Setidaknya dengan pertanyaan tersebut kita bisa memiliki alasan yang benar dan alasan kuat menjadi seorang youtuber tersebut.

Dalam sesi ini, Ibu Yona setidaknya memberikan delapan tips yang penting ketika ingin menjadi seorang youtuber :

  1. Know your self

Sebelum menjadi seorang youtuber yang serius, kamu harus terlebih dahulu mengetahui letak kekuatan, dan kelemahan yang kita miliki.

  1. Focus

Seorang yang fokus akan berbeda hasil akhirnya dengan yang tidak fokus. Untuk itu seorang youtuber harus menangkap ini sebagai sebuah kekuatan. Misalnya kamu harus fokus untuk memikirkan siapa pengunjung youtube, mengapa mereka melihat konten yang kamu buat, apa yang membedakan kontenmu dengan yang lainnya.

  1. Value

Ini juga tidak kalah penting. Nilai apa yang ingin kita sampaikan kepada pengunjung dari setiap konten yang kita buat, sehingga ada makna yang mereka bisa serap.

  1. Start

Bila sudah ada niat, segeralah action. Jangan terlalu banyak menganalisa dan memikirkan sempurna dulu baru memulai. Akibatnya kita tidak akan kunjung memulai sesuatu.

  1. Youtube Search

Sebagai creator content kamu harus benar-benar bisa membuat konten yang benar-benar dicari dan dibutuhkan orang lain. Sihingga kan banyak orang yang berkunjung ke youtube kamu.

  1. Consistency

Belajarlah disiplin dan konsisten untuk mengunggah kontenmu. Bisa aja misalnya konsisten mengunggah satu video per minggu, atau sesuai kemampuanmu, Tapi jangan biarkan orang lain terlalu jenuh menunggu kontenmu yang baru.

  1. Ready for heaters

Siapkan dirimu dengan haters, jangan mudah untuk mundur ketika ada yang mengejek atau mentertawai karyamu. Kuat dan tangguhlah menghadapi hater tersebut.

  1. Hustle More

Buatlah youtube anda semakin ramai pengunjungnya. Promosikan di sosial mediamu dan termasuk kepada rekan-rekanmu.

Itulah pembelajaran yang cukup menarik bersama CNI dan komunitas ISB. Semoga bermanfaat.

4 comments

Leave a comment